Kujumpai lagi sepenggal siang. Siang
yang tak begitu terik. Biru beriring awan, sungguh menceriakan. Cerah cerianya yang
seharusnya mampu menerangi relung hati. Namun tak mampu rupanya. Ah, bukan sang
mentari yang tak mampu terangi... mungkin memang sebongkah hati inilah yang tak
mampu membuka relungnya.
Episode tentang
hati sungguh tak mampu kupahami. Egoku tersering melompat tinggi, tanpa kumampu
tuk menggapainya. Lemah. Huh. Itu aku. Yang bahkan egoku sendiri tetap ku tak
mampu menahannya sepenuh usahaku.
Lelah? Seharusnya
tidak. Bukankah kedewasaan memang akan dipenuhi dengan hal-hal yang
menggalaukan seperti ini. Kekuatanmu mengendalikan galaumu berbanding lurus
dengan kadar kedewasaanmu. Lurus banget.
Catet itu :3
Fiuh. Entahlah,
rabu baru separuh perjalanan tapi rasanya sudah tak nyaman saja. Rasa. Ah,
seharusnya semenjak aku sadar dan aku tau, disinilah, di ego dan rasaku-lah
titik lemahku, aku berusaha membiasakan untuk belajar. Inget kan, di setiap hal
yang ingin kita expert di situ, haruslah kita ikhlas buat melewati fase
pembelajaran, dahulu.
Hmm..
dewasalah ^_^ cobalah mengalahkan egomu, sisihkan rasa: kecewamu, sedihmu,
kesalmu, marahmu. Dan berjuta emosi yang tak akan membahagiakanmu, pun orang
sekelilingmu. Gak perlu lagi deh, kau ikuti rasa yang kau buat sendiri,dan
membuatmu perih sendiri.
Oke! Cukuplah sampai sini saja,
el..
saatnya kau memilih rasa mana, ego mana, emosi mana, yang akan kau ambil.. karna kejernihan hati takkan salah memilih.
saatnya kau memilih rasa mana, ego mana, emosi mana, yang akan kau ambil.. karna kejernihan hati takkan salah memilih.
Tak perlu menafikan dan mencari-cari
alasan, terlebih pembenaran. Berhenti. Ya, stop! Dan berbaliklah. Tanpa peduli
kau salah atau tidak, memohonlah maaf dan sambunglah kembali tali yang mulai
merenggang. Percayalah, itu akan lebih melegakan. Untuk hatimu, dan hatinya ^^
di depan lab amami: penantian indah 'tuk sang destilasi
130612
menjemput kumandang ashr..
130612
menjemput kumandang ashr..